oleh fadhil ismi
Maraknya permasalahan ekologis akhir-akhir ini telah menjadi masalah serius bagi kelangsungan peradaban hidup manusia. Bencana yang akhir-akhir ini terjadi seperti tsunami, meletusnya gunung berapi, efek rumah kaca, menipisnya lapisan ozon, serta kerusakan alam lainnya telah menjadi sorotan mata dunia terhadap permasalahan lingkungan. Tentunya dampak ini sangat mutlak perlu diperbincangkan. Mengingat pentingnya lingkungan merupakan tempat berlangsungnya kehidupan manusia di masa yang akan datang, tugas utama yang harus kita emban adalah menjaga lingkungan. Bukan hanya komunitas pencinta alam yang khawatir akan hal ini, melainkan juga menjadi bahan pertimbangan bagi politisi, agamawan, maupun masyarakat umum. Hadirnya kekuatan organisasi dunia seperti NGO juga tidak cukup menangani masalah lingkungan. Hal ini tampak pada realita yang ada, bahwa NGO tidak cukup menangani permasalahan lingkungan yang ada di dunia ini.
Sebagai umat manusia, kita harus menyelamatkan bumi dari masalah lingkungan seperti polusi udara, sulitnya mendapatkan air bersih, terjadinya hujan asam, tumbuhan-tumbuhan musnah, dan masih banyak hal lain yang tidak kita sadari. Bayangkan bila hal itu terjadi, bagaimana nasib generasi kita pada masa yang akan datang? Kembali lagi pada kesadaran kita akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan menjadi langkah awal untuk berlangsungnya kehidupan di masa yang akan datang.
Salah satu usaha yang telah ditempuh seperti berbagai kampanye hidup hijau telah menjadi kegiatan internasional yang dilakukan oleh grup pencinta alam, konverensi dunia, dan lain-lain. Akan tetapi, pada saat itu kita hanya menganggap hal ini sebagai kegiatan yang menghabiskan tenaga, waktu, kegiatan, dan terlalu sulit untuk dijalani, serta masih banyak berjuta alasan tentang mengapa orang tidak peduli dengan lingkungan.
Selanjutnya, para ilmuwan dari NASA, saat ini, telah berusaha mati-matian untuk mencari planet baru yang dapat dihuni umat manusia di masa depan. Para ilmuwan tersebut melakukan perjalanan ke luar bumi, melakukan penelitian ke planet-planet baru, dan planet-planet yang ditemukan itu akan dijadikan tempat untuk pindah dari bumi. Para ilmuwan tersebut telah memprediksikan bahwa umur bumi tidak akan lama lagi. Buktinya mereka rela mengeluarkan berjuta-juta dolar untuk mencari planet yang bisa dihuni manusia pada masa yang akan datang.
Mari kita lakukan hal terkecil untuk mengatasi permasalahan lingkungan tersebut dengan cara melakukan penghijauan dengan reboisasi, menggunakan lisrik seperlunya, membuang sampah pada tempatnya, serta mengajak orang-orang membiasakan diri dengan hidup sehat. Kita semua belum terlambat, faktanya global warming telah terjadi dan kita tak bisa mencegahnya lagi, tetapi selagi roda waktu berputar jagalah bumi kita tercinta dengan berusaha memperbaikinya.
Bencana
Definisi dari bencana bersifat relatif. Misalnya, jika rumah orang kaya hancur , mereka menganggap itu sebuah bencana yang sangat besar, dimana semua harta benda, sertifikat, ijazah dan lain sebagainya akan lenyap. Ada pula yang mengatakan hal itu bukan merupakan suatu bencana, tetapi sebagai ujian dari tuhan yang harus dihadapi dalam menjalani hidup yang lebih baik. Di dalam kehidupan selalu ada ujian bagi setiap individu, bagi suatu kelompok/ organisasi, ada bencana bersifat nasional maupun internasional.
Pada tulisan ini, saya hanya fokuskan pada bencana Nasional. Bencana Nasional yang dihadapi di bumi pertiwi tercinta ini adalah bencana besar yang melanda Indonesia seperti perisitiwa gempa dan tsunami di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 yang menewaskan ratusan ribu orang. Kejadian ini menyita seluruh perhatian dunia untuk membantu rakyat Aceh. Karena kejadian tersebut, banyak turis asing datang ke Aceh memberi bantuan kepada rakyat Aceh. Selanjutnya, peristiwa gempa Jogja pada Mei 2006, jebolnya tanggul Situ Gintung pada Maret 2009, Tsunami Mentawai 25 Oktober 2010. banjir bandang wasior di Papua 4 Oktober 2010, gunung merapi meletus di Jawa Tengah, dan pada tahun 2011 bencana ulat bulu yang menyerang berbagai daerah di Indonesia. Itulah deretan berbagai macam bencana besar yang terhitung dari tahun 2004 hingga sekarang. Bencana tersebut menjadi catatan besar kita sebagai masyarakat dan pemerintah.
Lalu bagaimana pendapat orang-orang Indonesia tentang kejadian ini? Ada yang mengatakan kesalahan pemerintah, ada yang mengatakan kesalahan masyarakat sendiri, ada yang mengatakan akibat rusaknya lingkungan. Orang-orang di Indonesia sering memperdebatkan permasalahan ini, sampai mengait-ngaitkan dengan terpilihnya Presiden pada periode tersebutatau di tahun 2004 telah membawa bencana ke Indonesia. Dengan tujuan yaitu menjatuhkan nama pemimpin pada periode tersebut. Bencana yang telah kita alami bukan menjadi pelajaran bagi kita. Akan tetapi, ada yang memanfaatkan kondisi tersebut untuk saling menjatuhkan.
Tidak ada kaitan antara bencana dengan terpilihnya para pemimpin baru kita. Tentu saja hal ini tak masuk akal. Bayangkan jika isi negeri ini dihuni oleh manusia-manusia seperti itu, siapa yang patut disalahkan? Bencana adalah salah satu teguran tuhan untuk manusia. Terpilihnya para pemimpin baru telah dilakukan secara demokratis melalui pemilihan umum tahun 2004. Kita memilih karena kita yakin mereka dapat menuntaskan berbagai permasalahan dalam negeri. Hal tersebut dimulai dari penuntasan masalah alam, masalah politik, masalah pendidikan, dan lain-lain.
Lingkungan
Lingkungan adalah sebuah kondisi fisik dari alam yang mencakup kandungan biotik dan abiotik, flora dan fauna yang tumbuh menciptakan suatu sistem keseimbangan di dalam bumi. Keseimbangan tidak dapat diganggu karena memang sudah begitulah semestinya. Jika keseimbangan tersebut sedikit saja terganggu maka kita akan merasakan sendiri akibat dari terganggunya keseimbangan alam. Orang-orang sudah mulai menyadari bencana alam besar yang terjadi di bumi pertiwi kita Indonesia. Bukan hanya bencana alam yang terjadi, melainkan akibat dari bencana alam itu sendiri akan menimbulka bencana lain seperti penyakit, menurunnya pendapatan negara, menurunnya kualitas pendidikan, dan lain-lain.
Berbagai macam bencana yang melanda Indonesia adalah sebagai bukti berarti kita telah mengganggu keseimbangan alam. Contohnya, pembukaan lahan di hutan, penebangan pohon secara ilegal, perburuan hewan, pembuangan limbah pabrik maupun rumah tangga ke sungai, polusi udara, tidak buang sampah pada tempatnya dan lainnya. Semua ini dilakukan tanpa ada pertanggungjawaban. Pertanggungjawaban yang dapat dilakukan seperti menanam kembali pohon yang telah ditebang, mengurangi pemakaian listrik. Sebuah fakta menunjukkan satu pohon dapat menghidupi dua orang. Jadi, jika kita menebang satu pohon sama artinya kita telah membunuh dua orang. Hutan menyerap zat beracun yaitu karbondioksida dan menghasilkan oksigen yang sangat bermanfaat bagi seluruh makhluk di bumi.
Living or Death Cyclus
Keputusan sekarang ada di tangan kita. Kita ingin menciptakan siklus kematian (Death cyclus) atau siklus kehidupan (Living Cyclus). Maksud dari kita ini adalah, jika kita hidup dengan menganiaya bumi secara habis-habisan maka kita telah menciptakan siklus kematian. Mengapa demikian? Jika kita menebang hutan maka kita telah merusak habitat hewan serta makanannya, jadi kita secara langsung membunuh hewan tersebut, Selanjutnya jika hewan sudah banyak yang mati, maka makanan bagi manusia juga berkurang. Sedangkan pertumbuhan manusia semakin hari semakin meningkat. Menurut Malthus seorang pakar demografi Inggris menyebutkan bahwa “pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur sedangkan pertumbuhan ketersediaan pangan mengikuti deret hitung”.
Contoh lainnya dalam siklus hidrologi. Kita ketahui bahwa siklus hidrologi dimulai dari penguapan dari air laut oleh sinar matahari. Lalu uap air tersebut terbang ke langit dan membeku karena suhu yang rendah. Selanjutya uap-uap air yang banyak menyatu membentuk awan, lalu turunlah air hujan dari langit ke bumi. Air hujan yang turun dari langit ke bumi masuk ke dalam pori-pori tanah permukaan bumi. Lalu air tersebut berjalan ke sungai. Setelah sampai ke sungai air tersebut terus dilanjutkan ke laut bebas. Begitulah siklus hidrologi secara singkatnya
Jika pada fase air telah sampai ke sungai, ternyata sungainya kotor dan tercemar. Maka air yang sampai ke laut juga ikut tercemar, maka ekosistem yang berada di laut juga ikut terganggu oleh air dari sungai yang kotor. Maka kita telah menciptakan siklus kematian, ikan yang beracun di sungai sampai ikan-ikan yang berada di laut ikut baracun juga. Begitu juga dengan tumbuhan yang ada di sungai dan di laut ikut mati dan tercemar. Manusia yang berprofesi sebagai nelayan, baik yang di sungai dan yang di laut ikut kena impasnya juga begitu juga manusia lainnya. Yaitu, ikan yang mereka tangkap di sungai yang tercemar adalah ikan beracun lalu mereka menjualnya ke pasar. Lalu kita membelinya sebagai kebutuhan pokok, dan menyantapnya bersama keluarga. Apa yang terjadi, tentu saja kita akan sakit dan bisa saja meninggal karena memakan ikan yang beracun. Maka angka kematian juga bertambah. Jadi, pada peristiwa baik tumbuhan, hewan, maupun manusia mendpakan sebuah bencana kematian yang disebabkan oleh manusia itu sendiri
Death cyclus memang sangat berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup tetapi hal itu semua masih bisa kita perbaiki mulai dari sekarang. Marilah kita mulai menciptakan Living Cyclus yaitu siklus saling menghidupi. Dimana antara manusia dan alam saling menjaga satu sama lain. Kita menjaga keseimbangan bumi seperti contoh siklus hidrologi di atas. Kita tidak membuang sampah, maupun limbah rumah tangga ke sungai maupun ke tempat lainnya. Marilah kita membuang sampah kepada tempatnya.
Menanggapi Bencana
Realita sekarang, bumi mulai membalas kita dengan berbagai unsur alam yang ada di dalamnya, dimulai dari unsur angin, api, air, tanah dan lainnya. Apa yang harus kita perbuat? Penyerangan bumi kepada manusia berupa banjir, tsunami, angin puting beliung, gempa bumi, dan hewan yang mengusik hidup manusia. Lantas kita pastinya terkejut dan bertanya “Apa yang terjadi?” Mengapa semuanya terjadi secara spontan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Bencana alam memang datang tanpa ada pemberitahuan yang pasti kepada manusia, tetapi bencana dating melalui pertanda yang diberikan. Berkat perkembangan teknologi pada abad 21 ini manusia bisa memprediksikan bencana yang akan terjadi melaui tanda-tanda tersebut. Sekali lagi manusia tidaklah sempurna, manusia hanya bisa memprediksikan yang terjadi. Akan tetapi prediksi tersebut tidak tepat sampai 100% dan kurang akurat.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika bencana dating. Pertama, adalah jangan panic. jika kita tidak dapat mengontrol diri dan hanya memperburuk keadaan. Kedua, penyelamatan diri ketempat yang lebih aman. Pada situasi seperti ini baik teman, keluarga, saudara, maupunn tetangga semuanya pasti akan mengurus diri masing-masing dalam keadaan kemudian. Tidak ada saling tolong menolong, semua dalam keadaan panik. Selanjutnya, setelah kita tiba di tempat aman, renungkanlah semua yang telah terjadi. Jika perlu mengangis, menangislah karena dengan menangis kita akan terasa lebih lega dari sebelumnya. Karena dengan merenung dan menangis diri kita berusaha untuk mencari jalan keluar atas segala ujian dalam hidup yang kita terima.
Selanjutnya, jangan terlalu lama bersedih akan hilangnya harta, keluarga dan lain sebagainya. Jika kita bersedih terlalu lama, tak akan ada gunanya. Bersedih hanya akan menghabiskan energi saja dan mendatangkan sinyal negatif ke dalam diri kita. Tangisan kita tak akan merubah segalanya, kesedihan tak akan dapat membangkitkan kembali orang yang sudah meninggal, tak dapat memperbaiki kembali rumah yang telah hancur, tak dapat mengembalikan seluruh harta kita yang telah hilang.
Kita telah diberi kesempatan untuk tetap hidup setelah bencana menghantam dan menghilangkan hal-hal yang kita cintai. Kita diberikan kesempatan oleh Tuhan Yang MahaKuasa untuk tetap hidup karena ia tahu kita dapat menjalankan hidup ini kedepan dengan Doa, usaha, iman, dan takwa. Hidup ini telah direncenakan sedemikian rapinya. Takdir memang sudah ditetapkan, tetapi kita bisa mengubah takdir tersebut melalui kerja keras yang kita lakukan. Contohnya saja, jika seorang terus berlarut dalam kesedihan yang berkepanjangan dan memutuskan untuk bunuh diri, maka kesempatan hidup yang diberikan-Nya sia-sia. Jika kita bangkit dari kesedihan dan terus bekerja keras, maka hidup kita bisa saja berubah menjadi lebih baik dan bahagia, bahkan lebih baik daripada sebelum bencana tersebut datang. Kemudian, syukuri semua yang telah terjadi karena The Power of Gratitude dapat terus memberi kita sinyal positif dalam menjalani hidup ini. Mulai berfikir apa yang sudah anda miliki fokuskan pada apa yang telah kita miliki dan anda syukuri. Dengan begitu anda tidak akan berharap terlalu tinggi dan anda akan merasa selalu tercukupi kebutuhan dalam kehidupan kita.
Ibarat ada badai besar datang meluluhlantakkan permukaan bumi, pasti pada akhir badai akan keluar pelangi yang indah dari langit. Begitu juga dengan dalam kehidupan, sekeras apapun cobaan maupun bencana dalam hidup yang kita alami. Pasti akan ada keindahan serta kemudahan di akhirnya, asalkan kita terus berusaha menghadapi berbagai ujian dalam hidup.
Bersahabatlah dengan bumi
Bumi bagaikan seorang sahabat terbaik dalam hidup kita,contohnya jika salah satu unsur bumi seperti air selalu menemani hidup kita, air selalu menemani kita sepanjang hidup kita. Air selalu ada dalam kehidupan kita seperti ketika menangis, berolahraga, berpikir, yang membersihkan tubuh kita dari polusi dunia. Air adalah sahabat bagi kita semua. Begitu juga dengan unsur-unsur bumi lainnya seperti tanah, angin, flora dan fauna, manusia,serta komponen biotik dan abiotik lainnya yang ada di bumi.
Apakah kita tega sebagai individu yang tidak bersahabat dengan bumi, menyakitinya lebih jauh lagi. Jika kita menyakiti bumi impasnya tak langsung akan sampai kepada si pelaku, tetapi akan terasa bagi orang lain terdahulu. Jika membuang sampah dalam sungai yang terkena impasnya pertama sekali adalah habitat yang hidup di sungai, karena sifat racun yang ada pada sampah. Jika yang kita inginkan yang terbaik dari bumi perlakukanlah bumi secara baik, maka begitu juga bumi merespon yang kita lakukan. Maka bukan bencana yang kita dapatkan melainkan hidup yang nyaman dan tidak akan kekurangan kebutuhan.
Hidup itu seperti cermin, Mengapa demikian? Karena apapun yang kita lakukan terhadap cermin pasti akan berbalik kepada kita. Jika kita berkata di depan cermin “Siapa kamu?”, maka cermin merespon begitu juga. Jika kamu bilang dirimu yang berada di kaca “Kamu hebat” maka begitu juga respon sebaliknya
Setelah kita ambil amanat dari cerita singkat di atas, marilah kita perlakukan bumi kita semestinya seperti sifat cermin di atas. Jika kita menginginkan kebaikan berikanlah kebaikan. Jika yang kita inginkan kejujuran berikanlah kejujuran. Berikanlah hal-hal baik kepada dunia jika kita menginginkan sesuatu yang baik. Memang kita bukanlah manusia sempurna, pastinya kita ada berbuat suatu kesalahan, tetapi apa salahnya jika kita berusaha berbuat baik dari sebelumnya. Jika kita memperlakukan bumi secara buruk, maka bumi akan membalas perbuatan kita kembali. Jika kita memperlakukan bumi secara baiki, maka ekosistem yang ada di bumi akan berlangsung dengan baik. Buktinya, bumi telah mencukupi kebutuhan manusia sehingga dari zaman batu sampai zaman modern. Dengan memanfaatkan segala yang ada di bumi.
Realita yang terjadi sekarang, bumi telah membalas perbuatan kita terhadapnya. Umpamakan bumi sebagai seorang manusia, kita telah menganiaya bumi habis-habisan. Mulai penebangan hutan besar-besaran, pencemaran udara dan pencemaran-pencemaran dan lainnya. Apa salah bumi terhadap manusia? Jika kita revisi lagi, bumi tidak memiliki kesalahan. Bumi mencukupi sepanjang hidup peradaban manusia, bumilah yang menjadi saksi kisah peradaban manusia . Bumi terus mencukupi kebutuhan kita sampai hari akhir tiba. Walaupun kita terus menyakiti bumi, Tuhan yang menciptakan seluruh jagat raya mengingatkan kita dengan berbagai bencana agar kita sadar dan tetap menjaganya.
Bumi merupakan sahabat terbaik bagi kita, marilah kita menjaga bumi dan bumi juga ikut menjaga kita. Yang dapat kita lakukan adalah hal-hal sederhana saja seperti membuang sampah pada tempatnya, hemat dalam penggunaan energi, bijak dalam menggunakan air dan lainnya.
Daftar Pustaka
Byrne, Rhonda.2008.The Secret(Cetakan keenam).Jakarta.Gramedia
Bimbel Alumni.2011.Persiapan ujian masuk PTN.Jakarta:Bimbel Alumni
Alhamdulillah tulisan ini masuk ke dalam 10 besar tingkat nasional dalam Philosopy Essay Contest.