Sunday, November 6, 2011

Senyum Bagaikan Bunga Yang Mekar


Ditulis oleh Erabaru


Bunga segar yang mekar selalu membuat kita merasa cantik dan bahagia, oleh sebab itu banyak wanita  di dunia ini menyukai bunga.
Orang yang mencintai bunga selalu menyamakan kecantikan seseorang dengan bunga, cantik dan suci. 
Orang Suci dan Cendekiawan di dunia ini, senantiasa tersenyum,  mereka suka tersenyum, karena mereka mengetahui makna yang terkandung dalam senyuman. Tersenyum dengan gembira. Tersenyum gembira bagaikan bunga yang bermekaran. Seseorang yang dalam kehidupan sehari-harinya dapat tersenyum bagaikan bunga yang bermekaran adalah seseorang yang selama hidupnya dipenuhi kegembiraan dan kebahagiaan. 
Ada seorang psikolog pernah mengatakan, ”Bisa tidaknya seseorang tersenyum menjadi tolak ukur apakah seseorang dapat beradaptasi dengan lingkungannya.”
Didalam kehidupan ini, jika bisa lebih banyak lagi tersenyum maka akan menjadi lebih gembira, nyaman dan bahagia. Tersenyum selalu membuat orang menjadi lebih lembut. Dia melambangkan kegembiraan, kehangatan, pengertian dan kebaikan hati seseorang. Senyum diibaratkan sebagai bunga yang bermekaran, rumput yang menghapus kesedihan.
Saya pernah mendengar sebuah cerita yang diceritakan oleh seorang teman sebagai berikut. Ketika pesawat hendak naik landas, ada seorang penumpang yang meminta seorang pramugari menyediakan segelas air putih untuk meminum obat.
Pramugari itu dengan sopan berkata kepadanya, ”Tuan, pesawat segera akan naik landas, demi keselamatan tuan, harap tuan sabar menunggu sebentar. Setelah pesawat dalam keadaan stabil saya akan menyediakan segelas air untuk tuan."
Setelah 15 menit berlalu, pesawat sudah dalam keadaan stabil, pramugari ini karena kesibukan yang lain lupa menghidangkan air. Ketika penumpang ini menekan bel, dia baru teringkat janjinya kepada penumpang ini. Dengan hati-hati dia menyuguhkan segelas air kehadapan penumpang ini.
Dengan tersenyum dia berkata, ”Tuan, maafkan saya, karena keteledoran saya menyebabkan tuan terlambat meminum obat, saya sangat menyesal.”
Penumpang ini setelah mendengar perkataan pramugari ini tidak bisa memaafkannya, sambil menunjuk jam tangannya berkata dengan marah, ”Pelayanan seperti apa ini? Coba engkau lihat sudah berapa lama saya menunggu?” Pada saat ini pramugari juga merasa sangat menyesal, tetapi walaupun bagaimana dia menjelaskan, penumpang ini tidak bisa memaafkan keteledorannya.
Selama penerbangan ini, untuk menebus kesalahannya, ketika melayani penumpang, dia akan dengan sengaja berjalan ketempat penumpang ini, selalu dengan wajah tersenyum menanyakan apakah dia memerlukan sesuatu.
Tetapi kemarahan penumpang ini masih belum reda, dia selalu berwajah cemberut, tidak mengubris keramahan pramugari ini.
Segera setelah sampai di tempat tujuan, penumpang ini meminta kotak saran pesawat kepada pramugari ini. Pramugari mengira dia akan  mengadu perbuataannya,  dengan tersenyum ramah dia berkata, ”Tuan, tolong terima permintaan maaf saya yang tulus, apapun kritikan tuan, saya akan dengan tulus menerimanya!”
Penumpang ini tidak berkata sepatah katapun,  hanya menulis beberapa baris kata di memo. Ketika pesawat sudah mendarat, pramugari ini sangat terkejut karena yang ditulis oleh penumpang ini bukan surat pengaduan melainkan adalah sebuah surat pujian yang mengandung kata-kata yang hangat.
Penumpang ini menulis, ”Selama perjalanan ini, engkau memperlihatkan sifat yang meminta maaf yang tulus, terlebih-lebih terhadap ke dua belas kali senyumanmu, membuat saya terharu, sehingga saya memutuskan menulis memo pengaduan menjadi memo pujian terhadapmu! Layananmu sungguh ramah, engkau adalah pramugari terbaik didunia ini! Jika masih ada kesempatan, lain kali saya tetap akan menjadi langganan maskapai  penerbangan pesawat ini.”
Benar, senyum bagaikan bunga yang bermekaran, senyum yang timbul dari sanubari yang murni  bagaikan bunga di alam semesta alam memancarkan keharumannya.
Orang yang selalu tersenyum adalah orang yang memiliki sumber kebahagiaan dan kegembiraan. 
Sebaliknya orang yang tidak pernah tersenyum, sanubarinya senantiasa dingin bagaikan salju yang membeku. Dengan senyum menghadapi segala penghinaan, dengan senyum menghadapi bahaya, dengan senyum menjalani segala rintangan dalam hidup ini, dengan senyum menghadapi bahaya hidup dan mati, maka segala badai dan malapetaka akan lenyap.
Senyuman yang memancarkan ketulusan hati, akan membuat orang asing merasa nyaman, akan membuat teman menjadi lebih akrab, akan membuat keluarga lebih bahagia. Senyum didalam kehidupan manusia diibaratkan sekuntum bunga suci yang tidak akan layu. (Erabaru/hui)

No comments:

Post a Comment